Rabu, 18 Mei 2011

PENDAKIAN GEDE PANGRANGO 2010 With my Friends

Gunung Gede dan Gunung Pangrango terletak di Jawa Barat. Puncak-puncaknya terlihat dari Cibodas. G. Pangrango berbentuk segitiga runcing sedangkan G. Gede berbentuk kubah. Ada 3 jalur utama pendakian menuju G. Gede dan G. Pangrango; jalur Cibodas, jalur putri dan Jalur Salabintana.



Jalur Cibodas
Dari arah Jawa/Bandung naik Bis jurusan Jakarta atau Bogor yg lewat puncak
Turun di pertigaan Cibodas, lalu naik angkot ke Cibodas.


Pos Penjagaan – Telaga Biru = 20 menit
Telaga Biru – Pos Panyancangan = 30 menit
Pos Panyancangan – Air Panas / Pemandangan = 2 jam


Air Panas – Kandang Batu = 20 menit
Kandang Batu – Kandang Badak = 1 – 1,5 jam


Dari kandang badak ada 2 puncak yg bisa dituju
a. Kandang Badak – Puncak Gede = 1,5 – 2 jam
b. Kandang Badak – Puncak Pangrango = 2 – 3 jam


Puncak Gede – Alun-alun Suryakencana = 30 menit

Alun-alun – Pos Penjagaan Putri = 3 – 4 jam (Turun lewat Jalur Putri)

NB = Air sepanjang Jalur Cibodas sangat berlimpah. Terakhir dpt ditemui di Kandang Badak.


perjalanan Gunung GEDE via Gn.putri

Panorama wisata alam pengunungan Indonesia sangatlah mempesona, dimulai dari keindahan hutan-hutan tropis yang masih alami, serta kicauan burung dan sejuknya udara pegunungan, pesona hamparan bunga edelweis yang hanya tumbuh di pegunungan sangatlah memukau mata, menjadikan semua itu sebagai pengalaman yang takan terlupakan begitu saja.
Kami berbagi cerita saat mendaki bersama (reza aing,dari Univ.baturaja,dan Qnoy dari himpala)


GUNUNG GEDE PANGRANGO :
Gunung Gede berada ruang lingkup Taman Nasional Gede Pangrango. Terletak diantara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Cianjur dan Sukabumi, Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18°c dan dimalam hari
suhu puncak berkisar 5°c. Gerbang utama untuk masuk ke gunung ini adalah dari Cibodas dan Cipanas. Ada gerbang-gerbang lain yang berada di daerah Sukabumi, akan tetapi pada umumnya pendaki lebih memilih lewat Cibodas atau gunung putri Cipanas.
Gunung ini sangat populer bagi para pendaki di Jawa Barat.
Hampir seluruh hutan di gunung gede didominasi oleh hutan type sub-alpine, dan pada ketinggian 2.750m dpl. bisa ditemukan Javanese eidelweiss. Gunung ini sangat menarik, sehingga kebanyakan pendaki didaerah sekitarnya (JABOTABEK dan Bandung) hampir boleh dikatakan sudah sangat sering ke Gunung Gede.Jika dibandingkan dengan saudaranya Gunung Pangrango, gunung Gede lebih sering dan lebih banyak pengunjungnya.


Orang suka naik lewat Gunung Putri karena lebih cepat sampai. Kalau berjalan normal, dalam 5-6 jam kita udah bisa sampai di sisi timur alun-alun Suryakencana Gunung Gede.
Syarat pertama tentu kita musti ngelengkapin dulu segala persyaratan administrasi (lihat info naik gede lewat cibodas). Abis itu, sasaran kita adalah Pasar Cipanas yang bisa ditempuh dengan mudah dari Jakarta dan kawasan lain.
Setiba di pasar, berjalan sedikit ke terminal Cipanas. Di sini naiklah angkot warna kuning yang menuju Gunung Putri. Kalau udah malem, angkot diganti sama ojek atau musti nyarter.
Kira-kira setengah jam, sampailah kita di desa Gunung Putri. Ada beberapa warung untuk nambah perbekalan. Saran : beli 2-3 bungkus nasi/orang, untuk bekal makan siang/malam, sehingga kita ga perlu masak di jalan.
Perjalanan dimulai menyusuri jalan kecil yang membelah kampung. Cukup terjal dan sekitar 10 menit sampailah kita di pos penjagaan volunteer. Lapor di sini, kalo ada yg mau dititipin (pisau dsb) bisa juga dikasih ke petugas. Tentu saja dengan catatan kita akan turun lewat Putri juga.

Dari pos ini, susuri jalur tanah di sisi kebun kol dan 30 menit kemudian akan melintasi sebuah sungai kecil. Dari sini jalanan langsung menanjak. Setelah itu sampai di pos informasi lama yg kini udah bobrok.
Dari sini udah ga ada air lagi, jadi bersiap2lah. Sekitar 20 menit kemudian akan sampai di Pos 1 yg berbentuk bangunan kecil. Setelah itu melewati pos 2 (saung), pos 3 (tanah datar), pos 4, pos 5 dan akhirnya pos 6 yang ada di sisi timur alun2. Dari sini, perlu 30 menit untuk menyebrangi kawasan menuju sisi barat yang memiliki mata air kecil.

kalau mau melanjutkan ke puncak Gede, dari alun2 barat ambil jalur ke kanan dan nanti akan ketemu jalur berbatu2. Perlu waktu kira-kira 1 jam untuk sampai ke puncak Gede.





Tips mencegah hipothermia

Mendaki gunung memerlukan kesiapan mental, fisik, perlengkapan, perbekalan dan pengetahuan yang baik. Banyak musibah pendakian gunung terjadi karena minimnya hal – hal tersebut. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.
Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.

Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :

1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.



2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.


Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)

3. Menjaga tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.

4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.

5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.

6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.



7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.

Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Jadi baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.

Mount.Semeru 3.676 Mdpl

PUNCAK ABADI PARA DEWA
 
 Gunung Mahameru merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Mahameru mempunyai ketinggian setinggi 3,676 meter.
Gunung Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.676m dari permukaan laut dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.
Gunung Mahameru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.


 Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Namun sebenarnya masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan gunung yang tertinggi di Pulau Jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir.
Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06′ LS dan 120°55′ BT.

Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.

 Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi: - Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda - Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai. - Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran. - Pertunbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.
Seperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin.
 Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.